Selasa, 16 November 2010

HANIFIDA DI PT. FREEPORT INDONESIA


Subhanallah, alam jagad raya seisinya penuh dengan nikmat Allah yang banyak dan tak ternilai. Salah satunya adalah gugusan pegunungan Jayawijaya di Papua, terhampar dan berdiri kokoh menjadi paku bagi bumi sekitarnya. Sepintas gugusan gunung-gunung itu berdiri tanpa aturan dan tak tampak apa yang terkandung di dalamnya, karena pepohonan yang tumbuh adalah pepohonan dengan batang yang tidak terlalu besar (seperti pepohonan di hutan Kalimantan).

Batang pohon yang sedang ukurannya bahkan kecil tidak menampakkan kekokohannya. Di gugusan gunung-gunung itu juga tidak tampak tumbuhan buah-buahan, oleh karenanya hewan pemakan buah seperti monyet dan lain-lain, hampir-hampir tidak ada di gugusan gunung tersebut. Fenomena itu terjadi disebabkan tumbuhan dan pepohonan hutan itu tumbuh dan menancap di gunung yang penuh dengan bebatuan terjal yang sulit bagi pohon untuk menguarai makanan di bawah tanah (bukan di tanah yang subur) karena ia ternyata gunung terjal dan sangat tua. Ia tinggi menjulang ke angkasa. Karena ketuaannya itu gunung-gunung itu menyimpan muatan tambang yang luar biasa indah dan mahalnya. Ya, itulah tambang emas terbesar di dunia, tambang tembaga terbesar dan bahkan diketemukan pula tambang minyak di dalamnya.


Emas dan mutiara adalah harta yang paling mahal di dunia, harganya terus naik dan tidak pernah turun (bahkan tak akan pernah turun). Kemahalan harga emas itu memang wajar karena berbanding lurus dengan cara memperolehnya, dengan usaha manggalinya, dengan sistem dan kinerja untuk menambangnya, bahkan dengan perjuangan untuk mendapatkannya. Bayangkan, ia berada di puncak gunung yang dingin dan terjal. Ia sulit dijangau oleh manusia biasa, oleh teknologi yang biasa-biasa. Ia (emas) diambil dengan teknologi yang besar, ruwet, canggih, dan amat kokoh karena memang emas berada di tempat yang sangat jauh, tersembunyi di bawah lipatan-lipatan gugusan gunung-gunung. Sangking jauhnya ia tidak dapat diambil dengan jalan kaki, dengan tangan kosong, ia harus dengan kaki yang kokoh (super bulldozer) dengan tangan besi bahkan dengan baja. Pekerja disana bukan hanya pintar tapi juga harus kuat, kuat fisik dan kuat mental. Mereka harus “tirakat” emosi, mereka puasa dari kesenangan-kesenangan yang biasa ada di luar sana seperti wisata ke pantai, mall, dan lain-lain. Mereka juga harus puasa sahwat karena mereka bertemu dengan istri hanya 3 bulan, 6 bulan, bahkan setahun sekali. 


Harga mahal memang menjadi ciri khas untuk memperoleh harta yang mahal yaitu emas. Masih banyak lagi “ritual” yang harus dijalani para pekerja PT. Freeport Indonesia.
Syukur, MasyaAllah, Hanifida diundang dan hadir memberi pelatihan untuk para karyawan dan keluarga besar PT. Freeport Indonesia. Tak kurang dari 10 kali pertemuan dalam acara road show di Papua dengan lebih kurang 500 peserta pelatihan dan 500 peserta preview ikut dalam acara training Hanifida mulai tanggal 14-26 Oktober 2010.


Alhamdulillah, dahsyat! Apresiasi luar biasa ditunjukkan oleh panitia dan peserta. Mereka merasakan nikmat dan indahnya menghafal Asmaul Husna dan Al-Qur’an Metode Hanifida. Mereka menikmati forum Bedah Otak dalam usaha (mencetak) mencerdaskan anak bangsa. Dengan pelatihan bedah otak banyak orang tua yang merasa bersalah dalam memperlakukan anak-anak mereka selama ini dan mereka berjanji untuk merubah paradigma dalam mencerdaskan anak-anak mereka.
Hasil polling pendapat dari seluruh peserta hampir 99% mereka meminta Hanifida kembali ke Papua, khususnya di Timika, Kuala Kencana, dan Tembagapura. Oleh karenanya panitia menjadwalkan paling tidak ada lima kali pertemuan dan pelatihan di PT. Freeport dan sekitarnya. Semoga bermanfaat.

PSK PUN TERPESONA BELAJAR AL-ASMA AL-HUSNA METODE HANIFIDA

Sebuah gagasan yang brilian dan sangat perlu diberi apresiasi dan penghargaan kepada tiga orang wanita tangguh yang dengan tulus berjuang membantu, memberdayakan, dan mencoba mengentaskan para wanita Penjaja Seks Komersial (PSK) dari keterpurukan kehidupan mereka di dunia gelap. Tiga wanita itu adalah Bunda Eli, Bunda Ela, dan Bunda Evi yang mereka sebut Triple-E. Mereka bertigalah yang mengajak tim Hanifida untuk mengisi pelatihan Teknik Menghafal Asmaul Husna Metode Hanifida di Kompleks Lokalisasi Kilo 10 yang sangat terkenal di daerah Timika, Papua.

Acara pelatihan dilaksanakan bersamaan dengan acara road show tim Hanifida ke Papua yaitu Ke Kuala Kencana, Tembagapura, Kompleks PT. Freeport Indonesia, Timika, Yayasan Pendidikan Jayawijaya, TK/SDIT Al-Falah, SDIT As-Salam, dan Masjid Raya Babussalam, Timika mulai tanggal 14-26 Oktober 2010.


Luar biasa dahsyat! Pelatihan diikuti oleh lebih kurang 150 orang warga kompleks lokalisasi dan Alhamdulillah dalam waktu kurang lebih satu jam, mayoritas peserta sanggup dengan mudah menghafal 10 Asmaul Husna, lengkap dengan nomor dan artinya, baik mundur ataupun acak.
Dalam acara pelatihan tersebut tim Hanifida berpesan untuk terus dan sering membaca Asmaul Husna agar dapat segera keluar dari “pondok” gelap tersebut, dan semoga Allah segera memberi hidayah untuk mereka. Amin.


Terima kasih Bu Eli dan Bu Ela (yang mendampingi tim Trainer) dan ikut mendukung Pak Sunaryo beserta para suami dari Triple-E yaitu Pak Ebes (Pak Bambang suami Bu Eli), Pak Susilo suami Bu Ela, dan Pak Beni suami Bu Evi.


Terima Kasih, semoga amal dan jerih payah perjuangan ibu bapak diganjar dengan pahala yang berlimpah. Amin.

PARA PENDETA BELAJAR MENGHAFAL ASMAUL HUSNA METODE HANIFIDA

Semangat kebersamaan dalam menjalin persatuan berbangsa yang harmonis bisa tercapai dengan saling toleran antar umat beragama harus terus dikembangkan.
Adalah Prof. Pdt. Sutopo Ketua Satya Wacana, yang secara rutin tiap semester mengumpulkan para pendeta se-Jawa (bahkan se-Indonesia), lebih kurang 50 pendeta untuk berkumpul, berdiskusi, serta belajar bersama tentang Islamologi. Sejumlah pakar keislaman mulai dari Prof. Amin Abdullah, Prof. Komaruddin Hidayat, dan lain-lain ikut berpartisipasi memberi kuliah tanggal 23 Juli 2010.

Hanifida pada semester kedua dipercaya untuk ikut memberi kuliah tentang Teknik Menghafal Asmaul Husna dan Al-Qur’an Model File Komputer Metode Hanifida. Luar biasa dahsyat! Hanya dalam waktu lebih kurang 2 jam (waktu yang diberikan kepada Hanifida) para pendeta sanggup menghafal 20 Asmaul Husna lengkap dengan nomor urut dan artinya, baik maju, mundur, bahkan acak.


Apresiasi dan dukungan untuk terus berkarya dalam mencerdaskan umat lewat penghafalan dan pemaknaan al-Qur’an secara komprehensif diberikan. Demikian pula semangat saling menghormati dan saling menghargaai antar sesama umat beragama perlu terus dijalin dan diperkuat demi kejayaan bangsa, kemakmuran dan keadilan dunia. 

PARA PENDETA BELAJAR MENGHAFAL ASMAUL HUSNA METODE HANIFIDA