Selasa, 16 November 2010

HANIFIDA DI PT. FREEPORT INDONESIA


Subhanallah, alam jagad raya seisinya penuh dengan nikmat Allah yang banyak dan tak ternilai. Salah satunya adalah gugusan pegunungan Jayawijaya di Papua, terhampar dan berdiri kokoh menjadi paku bagi bumi sekitarnya. Sepintas gugusan gunung-gunung itu berdiri tanpa aturan dan tak tampak apa yang terkandung di dalamnya, karena pepohonan yang tumbuh adalah pepohonan dengan batang yang tidak terlalu besar (seperti pepohonan di hutan Kalimantan).

Batang pohon yang sedang ukurannya bahkan kecil tidak menampakkan kekokohannya. Di gugusan gunung-gunung itu juga tidak tampak tumbuhan buah-buahan, oleh karenanya hewan pemakan buah seperti monyet dan lain-lain, hampir-hampir tidak ada di gugusan gunung tersebut. Fenomena itu terjadi disebabkan tumbuhan dan pepohonan hutan itu tumbuh dan menancap di gunung yang penuh dengan bebatuan terjal yang sulit bagi pohon untuk menguarai makanan di bawah tanah (bukan di tanah yang subur) karena ia ternyata gunung terjal dan sangat tua. Ia tinggi menjulang ke angkasa. Karena ketuaannya itu gunung-gunung itu menyimpan muatan tambang yang luar biasa indah dan mahalnya. Ya, itulah tambang emas terbesar di dunia, tambang tembaga terbesar dan bahkan diketemukan pula tambang minyak di dalamnya.


Emas dan mutiara adalah harta yang paling mahal di dunia, harganya terus naik dan tidak pernah turun (bahkan tak akan pernah turun). Kemahalan harga emas itu memang wajar karena berbanding lurus dengan cara memperolehnya, dengan usaha manggalinya, dengan sistem dan kinerja untuk menambangnya, bahkan dengan perjuangan untuk mendapatkannya. Bayangkan, ia berada di puncak gunung yang dingin dan terjal. Ia sulit dijangau oleh manusia biasa, oleh teknologi yang biasa-biasa. Ia (emas) diambil dengan teknologi yang besar, ruwet, canggih, dan amat kokoh karena memang emas berada di tempat yang sangat jauh, tersembunyi di bawah lipatan-lipatan gugusan gunung-gunung. Sangking jauhnya ia tidak dapat diambil dengan jalan kaki, dengan tangan kosong, ia harus dengan kaki yang kokoh (super bulldozer) dengan tangan besi bahkan dengan baja. Pekerja disana bukan hanya pintar tapi juga harus kuat, kuat fisik dan kuat mental. Mereka harus “tirakat” emosi, mereka puasa dari kesenangan-kesenangan yang biasa ada di luar sana seperti wisata ke pantai, mall, dan lain-lain. Mereka juga harus puasa sahwat karena mereka bertemu dengan istri hanya 3 bulan, 6 bulan, bahkan setahun sekali. 


Harga mahal memang menjadi ciri khas untuk memperoleh harta yang mahal yaitu emas. Masih banyak lagi “ritual” yang harus dijalani para pekerja PT. Freeport Indonesia.
Syukur, MasyaAllah, Hanifida diundang dan hadir memberi pelatihan untuk para karyawan dan keluarga besar PT. Freeport Indonesia. Tak kurang dari 10 kali pertemuan dalam acara road show di Papua dengan lebih kurang 500 peserta pelatihan dan 500 peserta preview ikut dalam acara training Hanifida mulai tanggal 14-26 Oktober 2010.


Alhamdulillah, dahsyat! Apresiasi luar biasa ditunjukkan oleh panitia dan peserta. Mereka merasakan nikmat dan indahnya menghafal Asmaul Husna dan Al-Qur’an Metode Hanifida. Mereka menikmati forum Bedah Otak dalam usaha (mencetak) mencerdaskan anak bangsa. Dengan pelatihan bedah otak banyak orang tua yang merasa bersalah dalam memperlakukan anak-anak mereka selama ini dan mereka berjanji untuk merubah paradigma dalam mencerdaskan anak-anak mereka.
Hasil polling pendapat dari seluruh peserta hampir 99% mereka meminta Hanifida kembali ke Papua, khususnya di Timika, Kuala Kencana, dan Tembagapura. Oleh karenanya panitia menjadwalkan paling tidak ada lima kali pertemuan dan pelatihan di PT. Freeport dan sekitarnya. Semoga bermanfaat.

PSK PUN TERPESONA BELAJAR AL-ASMA AL-HUSNA METODE HANIFIDA

Sebuah gagasan yang brilian dan sangat perlu diberi apresiasi dan penghargaan kepada tiga orang wanita tangguh yang dengan tulus berjuang membantu, memberdayakan, dan mencoba mengentaskan para wanita Penjaja Seks Komersial (PSK) dari keterpurukan kehidupan mereka di dunia gelap. Tiga wanita itu adalah Bunda Eli, Bunda Ela, dan Bunda Evi yang mereka sebut Triple-E. Mereka bertigalah yang mengajak tim Hanifida untuk mengisi pelatihan Teknik Menghafal Asmaul Husna Metode Hanifida di Kompleks Lokalisasi Kilo 10 yang sangat terkenal di daerah Timika, Papua.

Acara pelatihan dilaksanakan bersamaan dengan acara road show tim Hanifida ke Papua yaitu Ke Kuala Kencana, Tembagapura, Kompleks PT. Freeport Indonesia, Timika, Yayasan Pendidikan Jayawijaya, TK/SDIT Al-Falah, SDIT As-Salam, dan Masjid Raya Babussalam, Timika mulai tanggal 14-26 Oktober 2010.


Luar biasa dahsyat! Pelatihan diikuti oleh lebih kurang 150 orang warga kompleks lokalisasi dan Alhamdulillah dalam waktu kurang lebih satu jam, mayoritas peserta sanggup dengan mudah menghafal 10 Asmaul Husna, lengkap dengan nomor dan artinya, baik mundur ataupun acak.
Dalam acara pelatihan tersebut tim Hanifida berpesan untuk terus dan sering membaca Asmaul Husna agar dapat segera keluar dari “pondok” gelap tersebut, dan semoga Allah segera memberi hidayah untuk mereka. Amin.


Terima kasih Bu Eli dan Bu Ela (yang mendampingi tim Trainer) dan ikut mendukung Pak Sunaryo beserta para suami dari Triple-E yaitu Pak Ebes (Pak Bambang suami Bu Eli), Pak Susilo suami Bu Ela, dan Pak Beni suami Bu Evi.


Terima Kasih, semoga amal dan jerih payah perjuangan ibu bapak diganjar dengan pahala yang berlimpah. Amin.

PARA PENDETA BELAJAR MENGHAFAL ASMAUL HUSNA METODE HANIFIDA

Semangat kebersamaan dalam menjalin persatuan berbangsa yang harmonis bisa tercapai dengan saling toleran antar umat beragama harus terus dikembangkan.
Adalah Prof. Pdt. Sutopo Ketua Satya Wacana, yang secara rutin tiap semester mengumpulkan para pendeta se-Jawa (bahkan se-Indonesia), lebih kurang 50 pendeta untuk berkumpul, berdiskusi, serta belajar bersama tentang Islamologi. Sejumlah pakar keislaman mulai dari Prof. Amin Abdullah, Prof. Komaruddin Hidayat, dan lain-lain ikut berpartisipasi memberi kuliah tanggal 23 Juli 2010.

Hanifida pada semester kedua dipercaya untuk ikut memberi kuliah tentang Teknik Menghafal Asmaul Husna dan Al-Qur’an Model File Komputer Metode Hanifida. Luar biasa dahsyat! Hanya dalam waktu lebih kurang 2 jam (waktu yang diberikan kepada Hanifida) para pendeta sanggup menghafal 20 Asmaul Husna lengkap dengan nomor urut dan artinya, baik maju, mundur, bahkan acak.


Apresiasi dan dukungan untuk terus berkarya dalam mencerdaskan umat lewat penghafalan dan pemaknaan al-Qur’an secara komprehensif diberikan. Demikian pula semangat saling menghormati dan saling menghargaai antar sesama umat beragama perlu terus dijalin dan diperkuat demi kejayaan bangsa, kemakmuran dan keadilan dunia. 

PARA PENDETA BELAJAR MENGHAFAL ASMAUL HUSNA METODE HANIFIDA

Jumat, 20 Agustus 2010

GUS MUS USUL NAMA METODE HANIFIDA

Pada tanggal 13-06-2007 kami bersama team silaturrahim ke kediaman KH. Musthofa Bisri (Gus Mus) Rembang, Jawa Tengah. Gus Mus didampingi juga oleh Ibu Nyai. Semula sowan kami hanya ingin minta do'a restu dan melaporkan hasil tulisan temuan kami, pertemuan yang direncana singkat ternyata berkembang panjang dan luas hingga + 3 jam dan beliau menanyakan asal usul teknis ini dan kemudian memberikan masukan kepada kami untuk segera menghadap Menteri Agama RI. Beliau memberi jalan dan nomor telepon yang bisa dihubungi untuk menemui Menteri Agama RI. Beliau juga menyatakan akan memberitahu teknik ini kepada Pengurus Rabithoh Ma'ahid Islamiyah Indonesia agar bisa dijadikan salah satu hasanah metode di Pesantren.

Dua hari setelah pertemuan di kediaman beliau, tepatnya tanggal 15 Juni 2007, beliau mengirim `SMS kepada kami, meminta untuk menulis teknik hafalan bacaan-bacaan shalat agar anak mudah hafal. Pada hari yang sama beliau kembali meng-SMS kami dan mengusulkan temuan teknik kami ini dengan nama METODE HANIFIDA.


Berikut SMS Gus Mus pada kami hari Jum'at, tanggal 15 Juni 2007, jam 12.58 :


Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarokatuh
Wonten hal alit tapi penting, wingi kulo ksupen nangkletaken, inggih puniko bab ngapalaken wahosan-wahosan shalat kangge lare-lare.


"Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarokatuh
Ada hal kecil tapi penting, kemaren saya lupa menanyakan, yaitu masalah menghafalkan bacaan-bacaan sholat untuk anak-anak."

 
Dan SMS Gus Mus pada hari Jum'at 15 Juni 2007, jam 18.08 :


Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarokatuh
Menawi dereng kulo usul Penemuan njenengan kekalih dipun patenaken sebagai Metode HANIFIDA menopo nopo ......


"Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarokatuh
Kalau belum, saya usul penemuan anda berdua harap di patenkan dengan nama Metode HANIFIDA, bagaimana?"

 
Atas usul beliau ini, kami laporkan kepada guru kami yang menjadi pentashih dan pemberi pengantar teknik ini, yaitu KH. Musta'in Syafi'i dan beliau menjawab "Barokalloh" diambil dan dipakai untuk temuan ini.

PENGANTAR PARA PENTASHIH METODE HANIFIDA

Drs. KH. Mustain Syafi'I, M.Ag.
(Mudir Madrasatul Qur'an PP. Tebuireng Jombang)

Bismillah

Tak ada pemeluk agama manapun yang hafal Kitab Sucinya seperti pemeluk agama Islam. Kitab-kitab Samawi yang turun sebelum Al-Qur'an hanya Nabi yang bersangkutan saja yang hafal, umatnya tidak. Lain dengan al-Qur'an al-Karim yang senyum dan menyapa seluruh pemeluknya, sehingga tidak hanya Nabi Muhammad SAW saja yang hafal. Banyak anak-anak di bawah usia 10 tahun sudah dikaruniai hafal al-Qur'an 30 juz sempurna. Al-Imam Al-Syafi'iy salah satu contohnya. Why?
Karena al-Qur'an satu-satunya Kalam yang oleh Allah sengaja dirancang khusus untuk mudah dihafal. Tuhan sendiri, dengan gaya sumpah-Nya yang khas turun tangan menjaga keutuhan Kalam-Nya (Al-Hijr: 9). Terhitung empat kali bersumpah mempermudah Kalam-Nya untuk dihafal, (Al-Qomar: 17, 22, 32, dan 40). Inilah fasilitas yang disediakan Tuhan bagi hamba-Nya. Hanya mereka yang dirahmati secara khusus saja yang cerdas berminat.

Ternyata pernyataan Tuhan itu dibahasakan dengan metode jama' “inna, nahnu nazzalna, hafidzun dan yassarna”. Meski fisiologis balaghah acap kali membidik faedah “ta'dhim” atas kebesaran Allah, “lil'adhomah sya'nih”, tetapi penulis cenderung ke faedah “isytirak”, gabungan yaitu kesan bahwa Tuhan tidak memonopoli menjaga Kalam-Nya sendirian. Tuhan memberikan kesempatan hamba-Nya agar mau bergabung bersama-Nya menjaga Kalam Suci itu. Maka wajar Tuhan bertanya, “fahal mim muddakir?” ayo, siapa diantara kalian yang mau ikutan menghafal?

Ternyata Tuhan tidak merayu dengan sabda kosong, melainkan memberikan janji istimewa dan penghargaan tinggi terhadap penghafal al-Qur'an. Disabdakan bahwa hamil al-Qur'an diaku sebagai keluarga-Nya menjadi keluarga-Nya sendiri. Wow! Apa ada keluarga yang lebih elite, lebih terhormat dibanding menjadi keluarga Tuhan. Iming-iming terendah adalah al-Qur'an pasti mengawal pembacanya di setiap event-event akhirat. Kalau di alam kubur, al-Qur'an hadir melindungi hingga ia bisa tidur nyenyak. Di Padang Mahsyar, al-Qur'an hadir mengayomi. Kala melintasi jembatan, al-Qur'an membimbingnya hingga lolos menuju Sorga. Ketika di Sorga, al-Qur'an hadir menghibur dan membahagiakan.

Kini mas Hanif dan mbak Ida, pasangan ilmuwan suami istri ini dikaruniai Tuhan punya metode menghafal yang amat sempurna, mudah, dan lekat. Sekali lagi, “lekat”. Lekat, tak gampang hilang dan sempurna sampai nomor ayat pun terhafal lekat. Bahkan sekalian terjemahnya. Tidak saja hafal secara urutan ayat seperrti lazimnya para penghafal al-Qur'an konvensional, bahkan hafal dengan bacaan bolak-balik atau comotan.

Seorang bocah 8 tahunan ditanya: “Ayat nomor sekian surah ini, apa bunyinya dan gimana terjemahannya?”. Bocah kurus itu menjawab dengan tepat sambil bermain. Metode konstruktif ini telah menyebar ke berbagai daerah dan telah diakui para pakar. Buku Teknik Menghafal Al-Asma Al-Husna yang terbit sebelumnya adalah bukti tak terbantahkan. Kini metode yang sama diterapkan pada Kalam Suci al-Qur'an, dengan mengambil juz 30 sebagai langkah awal.

Dalam buku ini teks ayat ditulis tersendiri sebagai upaya purifikasi atas Kalam Suci dan terjemahan disendirikan mendampingi. Lalu ada antaran metode, seperti rumus, “Teri, Padi, Dot, Donat, dan seterusnya”. Semua itu sekedar cara yang sama sekali tak apa-apa dan tidak berefek hukum apa-apa. Orang bijak tidak akan memasalahkan hal yang tak apa-apa menjadi hal yang apa- apa. Justru cara mempermudah kebajikan adalah kebajikan.

Karena menyangkut al-Qur'an, maka berbagai hukum menyertai. Antara lain: pembacaan ayat al-Qur'an terkait dengan hukum tajwid, maka Tutor wajib memperhatikan bacaan secara bagus dan benar. Pengguna buku ini wajib bersikap hormat dan tidak menaruh di tempat yang tak layak, meski tidak wajib bersuci lebih dahulu tuk membawanya.

Mas Hanif dan mbak Ida telah mendaftarkan diri dan bergabung dengan Tuhan dalam kerja mempermudah dan menjaga Firman-Nya. Buku teknik menghafal telah ada di tangan Anda, maka tak ada alasan untuk bermalas-malas sekedar menghafal surah-surah pendek. Berdosa membiarkan anak dan keluarga jauh dari al-Qur'an. Betapa nikmat hafal surah-surah pendek. Dada menjadi lapang, fikiran jadi bebas dan hati pun fresh. Bacaan shalat bisa bervariasi sesuka hati, tidak lagi-lagi “Qul Ya dan Qul Hu”. Anda pasti sangat senang diakui sebagai keluarga Tuhan.
Barakallah fik

Tebuireng, Juli 2006

AHMAD MUSTA'IN SYAFI'I
(Mudir Madrasatul Qur'an
Pondok Pesantren Tebuireng Jombang
)


Prof. Dr. AAHMAD ZAHRO, MA
(Direktur Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya)
Naib Ra'is Majlis 'Ilmiy (Wk. Ketua Dewan Pakar)
Pengurus Pusat Jam'iyyatul Qurra' wal Huffadh (Himpunan Para Pelantun dan Penghafal Al-Qur'an) seluruh Indonesia.

Bismillaahirrahmaanirrahim



Luar biasa, bahkan amat ajaib! Itulah kalimat yang secara spontan terungkap ketika penulis buku ini menemui saya di masjid Nasional Al-Akbar Surabaya sambil menyodorkan kertas berisi kotak-kotak kosong 10 ke samping dan 5 ke bawah. Saya diminta mengisi angka semau saya sampai ke 50 kotak itu terisi penuh angka-angka secara acak. Kemudian kertas yang telah terisi angka sekenanya itu diberikan pada anak didik penulis yang kira-kira baru berumur 5-6 tahun untuk dicermati dan dihafalkan. Dalam waktu kurang dari 5 menit kertas itu diminta kembali dan diberikan saya, lalu anak tersebut disuruh menyebutkan ke 50 angka tadi secara urut. Saya dibikin terbengong ketika anak itu dengan amat lancar menyebut angka-angka acak tersebut secara benar. Lebih ajaib lagi ketika saya tanya baris ke 3 kolom 6 itu angka berapa? Anak itu dengan santainya menyebutkan secara benar. Pertanyaan sejenis saya ulang secara seenaknya, ternyata anak tersebut menebaknya tanpa salah. Luar biasa, bahkan ajaib!

Uji coba berikutnya adalah hafalan ayat beserta nomor dan maknanya, nama surat beserta nomor urut dan maknanya, asma'ul husna secara acak beserta nomor dan maknanya, nadham alfiyah Ibnu Malik yang sering membuat sebagian santri "sinting" karena saking sulitnya menghafal. Semua uji coba itu berlangsung dengan amat mencengangkan. Sebagai orang yang pernah menghafalkan Al-Qur'an dan asma'ul husna, saya hanya terkagum-kagum menyaksikan keajaiban ini. Allahu Akbar.

Dengan tetap memberikan penghargaan setinggi-tingginya pada "temuan" ajaib ini, saya merasa perlu merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Metode ini sangat layak diterapkan dan disebar luaskan sebagai salah satu metode alternatif belajar cepat.
2. Perlu ada observasi obyektif dan kontinyu dalam waktu yang cukup lama guna mencermati kemungkinan adanya temuan lain dari metode belajar "instan" ini.
3. Untuk menghafal Al-Qur'an 30 juz, perlu ada upaya sinergis antara metode ini dengan metode tahfidh Al-Qur'an yang selama ini mengandalkan "tempat" ayat dalam mush-haf khusus secara permanen.
Kepada suami-istri penulis buku ini saya ucapkan selamat atas "temuan" luar biasa anda berdua, moga-moga menjadi jariyah sebagai "ilmun yuntafa'u bihi". Kritik dan masukan dari berbagai pihak jangan dianggap sebagai penghalang, melainkan harus disikapi secara positif demi menyempurnakan "temuan" ini dengan mengurangi sedapat mungkin aspek negatifnya. Selamat dan semoga bermanfaat. Aaamin...



Surabaya, 30 Oktober 2009
AHMAD ZAHRO


Prof. Dr. KHM. ROEM ROWI, MA.
(Guru Besar IAIN Surabaya)
Sunnah Hasanah Menuju Permasyarakatan Nilai-Nilai Al-Qur’an
Dan Peng-Al-Qur’anan Masyarakat

Al-Qur’an diturunkan agar selalu dibaca oleh orang yang masih hidup dan juga agar menjadi pelajaran dan peringatan bagi orang yang hidup. Baik fisiknya maupun oak dan pikirannya (Q.S. 36:70). Bagaimana metode membacanya? Al-Qur’an tidak memberikan petunjuk tehnis tentang itu. Kaernya tehnis dan metode membacanya yang efektif menjadi bagian dari fastabiqul khairat antara kita. Satu hal yang pasti bahwa Al-Qur’an hanya memerintahkan membacanya dengan tartil. (Q.S. 73:3) dan Allah pun telah membacakannya dengan tartil (Q.S. 25:32). Serta menurunkannya pun dengan berahap bahkan sampai ± 22 tahun (Q.S. 17:107). Tartil secara populer dan salah kaprah hanya dimaknai sebagai membaca kebenaran bacaan, baik tajwid maupun fashahahnya serta perenungan dan penghayatan terhadap maknanya. Dan tentu itu tidak mungkin tercapai dalam bacaan yang tepat. Bahkan membaca itu sendiri dan apapun yang dibaca. Sebenarnya pastilah bermula dari proses pernghimpunan huruf demi huruf, kata informasi dan respon terhadapnya. Namun ironi, agaknya dalam kontek ini bagian tersebut.


Dalam sejarah turunnya Al-Qur’an, setiap ayat yang turun akan langsung dilahap dalam hafalan generasi awal umat Al-Qur’an, termasuk oleh Nabi Muhammad SAW. sendiri. Dan memang mereka dikenal sebagai bangsa yang dianugerahi Allah SWT. day ahafal dan daya ingat yang kuat dan mengagumkan. Namun mereka tidak hanya berhenti pada tahap hafalan saja. Mereka hayati dan mereka jabarkan setiap ayat tersebut dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hafalah pun semakin melekat. Al-Qur’an ditambah Al-Hadits menjadi satu-satunya sumebr informasi dan panduan kehidupan mereka tak ubahnya seperti koran dan media televisi saat ini. Out putnya sungguh dahsyat, spektakuler dan mencengangkan. Karena sejarah dunia mencatat dengan tinta emas bahwa hanya dalam kurun waktu ± 80 tahun umat tersebut telah mampu menguasai dunia Timur dan Barat. Dan memang begitulah apa yang dijanjikan oleh Al-Qur’an sendiri.


Lihat (Q.S. 7:24, 55, 7:96, 2:38, 20:123-124, dlsb). Masih ada faktor lain yang membuat mereka sudah menghafal, menghayati dan menjabarkannya, yaitu Al-Qur’an turun dengan bahasa mereka sendiri. Lain halnya dengan kita bangsa Indonesia yang non Arab dan tidak berbahasa Arab. Namun demikian, Al-Qur’an telah membimbing kita agar tidak mengenal sikap pesimis, (3:139, 12:87 dlsb), dan bahkan menjanjikan bahwa Allah SWT telah memberikan kemudahan kepada siapapun, asal untuk mengambil pelajaran dan petunjuknya (54:17 , 22, 32 dan 40). Pesantren Al-Qur’an madrasah maupun lembaga yang berkonsentrasi dalam pendidikan tahfidh (menghafal) Al-Qur’an di bumi nusantara, kiranya alhamdulillah cukup menggembirakan. Namun secara umum baru pada tahap penghafalan secara harfiah, belum beranjak ke tingkat pemaknaan, pendalaman kandungan, pentadabburan dan penghayatan, juga tidak sampai menjangakau sejarah, pokok kandungan dan nomor urut surah maupun ayat, apalagi dengan menghafal bolak-balik dari atas ke bawah maupun dari bawah ke atas, yang konon dalam hal ini pada huffadh dari negara sahabat kita Iran sudah lama melakukannya.


Saya yakin bahwa “Methode Praktis Menghafal Cepat Abad 21" Model file komputer karya Sdri. Dra. Ida Hanif Mahmud, M.PdI dan Sdr. Drs. Hanifudin Mahadun, M.Ag. ini adalah temuan baru yang sangat layak diapresiasikan dan dimasyarakatkan di negeri kita tercinta ini, dan sangat tepat untuk mengisi kekosongan yang sampai saat ini masih terjadi di dunia Tahfidh Al-Qur’an kita. Besar harapan dan optimis saya, bila metode ini telah memasyarakat maka akan memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam membunyikan Al-Qur’an dan sekaligus mengantarkan umat ini kepada era kejayaannya kembali sebagai yang telah dicapai oleh generasi awal pendahulu kita. Kalau ada yang perlu saya ingatkan kepada para pembaca hanyalah bahwa Cerita di atas Terjemah Ayat tersebut hanyalah kode dan rumus tertentu yang berfungsi sebagai salah satu jurus untuk menguatkan daya ingat, bukan pemaknaan dan bahkan nyaris tidak berkaitan dengan kandungan ayat. Semoga dan mudah-mudahan pula akan menjadi sunnah hasanah serta jariyah bagi kedua penemuanya. Amin.

Surabaya, Jum’at 25 Syawal 1427 H/ 17 November 2006
H. M. ROEM ROWI

 
KH. Ir. Salahuddin Wahid
(Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jatim)

Saya menyambut baik terbitnya buku Tehnik Menghafal Kontemporer Al-Qur'an model file komputer, Tehnik Menghafal aL-Asma aL-Husna dan Tehnik Menghafal Alfiyyah Ibnu Malik karya sepasang ilmuwan Dra. Ida Hanif Mahmud, M.Pdi dan Drs. Hanifuddin Mahaddun, M.Ag terlebih mereka berasal dari lingkungan pondok pesantren Tebuireng, lembaga pendidikan tempat saya mengabdi sejak Juni 2006.

Sejauh saya tahu Al-Qur'an adalah satu-satunya kitab suci yang dihapalkan oleh banyak pengikutnya. Mungkin puluhan ribu jumlah hafidz Al-Qur'an yang saat ini ada di seluruh dunia. Hal ini menunjukkan besarnya kecintaan umat Islam terhadap kitab suci Al-Qur'an. Dan juga menjadi cara yang efektif dalam upaya mencegah pemalsuan dan kesalahan dalam menerbitkan atau mencetak Al-Qur'an.

Metode penghafalan yang diuraikan oleh kedua penulis di dalam buku ini jelas akan sangat membantu umat Islam dalam menghafalkan surat-surat Al-Qur'an, aL-Asma aL-Husna dan Alfiyah Ibnu Malik. Hal ini akan menjadi fadhilah bagi yang menghafalnya.

Dalam dialog, penulis buku menerangkan bahwa metode menghafal yang dipakai ini berasal dari penemuan ilmuan non-muslim di Amerika Serikat. Para ilmuwan non-muslim berhasil menemukan berbagai hal yang ada didalam alam maupun didalam tubuh kita. Artinya saat ini mereka lebih mampu dibanding ilmuwan muslim dalam mengkaji dan menafsirkan ayat-ayat kauniyah dibanding ilmuwan muslim. Berbeda dengan kita.
Ilmuwan muslim pada abad-abad awal hijriyah mampu mengkaji dan menafsirkan ayat-ayat kauniyah dan juga sekaligus ayat-ayat Al-Qur'an.

Penemuan ilmuwan non-muslim yang merupakan buku ketekunan dan keberhasilan mereka dalam mengkaji dan menafsirkan ayat-ayat kauniyah amat baik dan bermanfaat bagi umat manusia. Salah satunya ialah kemampuan menghasilkan penemuan dalam bidang teknologi informatika, yang dapat kita nikmati antara lain dalam bentuk komputer dan telepon seluler.

Kita tidak perlu mempertentangkan ilmu agama dan non agama. Ilmu Allah sungguh amat luas yang diturunkan kepada manusia melalui Al-Qur'an dan alam seisinya termasuk diri kita, baik fisik kita maupun jiwa dan perilaku kita dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Allah SWT. Memerintahkan kita untuk mengkaji ilmu Allah yang terbentang luas di hadapkan kita. Mempelajari ilmu apapun kalau diniatkan untuk memper-oleh ridho Allah akan menjadi amal sholeh.

Kita perlu mendorong upaya menghafal Al-Qur'an sekaligus juga mendorong untuk memahami maknanya dan menafsirkannya untuk kemajuan dan kesejahteraan umat manusia. Kita juga perlu mendorong mereka yang terdidik untuk mempelajari alam, manusia dan mewujudkan masyarakat yang ideal sesuai dengan perintah agama.

Kita paham kalau kita tertinggal dalam mempelajari alam semesta. Tetapi banyak dari kita tidak paham kalau kita juga gagal dalam mewujudkan masyarakat yang anggotanya saling percaya dan mengutamakan kejujuran. Semoga kita tidak hanya pandai menghapal dan mengumandangkan ayat-ayat Al-Qur'an tetapi juga pandai menerapkan ajarannya di alam kehidupan masyarakat.

Jombang, 29 Oktober 2009
KH. Ir. SALAHUDIN WAHID

Selasa, 23 Februari 2010

Hanifida Meluncur ke Bandung

BANDUNG- Hanifida News

Pagi itu (20/02) sekitar 43 peserta pelatihan menghafal cepat metode Hanifida mulai berdatangan di Aula SMP/SMA Mutiara Bunda Bandung Jawa Barat. Training yang diadakan selama dua hari itu melibatkan beberapa trainer diantaranya Drs. Hanifudin Mahadun , M.Ag (43) selaku master trainer beserta M. Fatrhur Rohim (20), A. S. Rizal (18), dan Anas Munaji (15) selaku trainer muda dalam pelatihan tersebut.

Acara ini bermula ketika salah satu Ustadzah Mutiara Bunda, Ida Widiayanti terinsipirasi dari salah satu guru agama yang batal mengikuti training menghafal cepat di Semarang. Rasa penasaran pun bertambah ketika melihat moto Hanifida “cepat hafal sulit lupa”. Maka dari itulah acara ini terselenggara. “sebenarnya motdenya kayak apa sih, jadi penasaran banget rasanya” ujar Ida.

Acara ini dipromosikan melalui beberapa Media diantaranya selebaran brosur 500 lembar yang disebar di sekolah-sekolah sekitar Bandung dan juga situs jejaring social, Facebook. Dengan susah payah akhirnya panitia berhasil menjaring 43 peserta dari berbagai daerah. 20 diantaranya adalah peserta mutiara bunda sendiri dan selabihnya dari luar daerah seperti Kuningan, Tasikmalaya, Serang Banten, dll.

Acara ini pun mendapat respon positif dari beberapa peserta yang ikut merasakan pelatihannya. Mereka sangat berantusias untuk mengajarkan metode ini kepada orang lain khususnya anak-anak mereka. “Subhanallah… bagus banget” ujar ketua panitia, Ida widiyanti (40). Beliau juga menambahkan “metode ini mudah untuk dipraktekkan” tambahnya. Tak hanya panitia yang merasa puas, bagi para peserta pun merasakan kepuasan tersendiri seteleh mengikuti pelatihan ini. “Alhamdulillah… luar biasa cepat menghafal” ujar Sofiyan (40) guru SMP al-Muttaqin Tasikmalaya.

Rencana kedepan panitia akan membentuk angkatan-angkatan untuk peltihan Hanifida berikutnya. “saya masih penasaran, rencananya kami akan mengadakan pelatihan Bedah Otak untuk angkatan ke-2” ujar Yeni, salah satu panitia. Bukan hanya itu Ustadz Hanif pun akan memberikan tambahan pelatihan menghafal surat-surat populer untuk angkatan berikutnya. (riz)

Rabu, 17 Februari 2010

Sabtu, 02 Januari 2010

APRESIASI Dr. H. HIDAYAT NUR WAHID


Dr. H. Hidayat NurWahid, MA memberi apresiasi kepada metode Hanifida beliau bangga dan bahagia sekali dengan di kemukakannya tekhnik menghafal kontemporer Al Qur’an metode Hanifida cara belajar cepat abad 21 Brain Based Learning. Oleh penulis berasal dari Indonesia. Hal tersebut Beliau mengungkapakan pada saat menerima Tim Hanifida pada upacara penutupan Musabaqah Hafalan al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW Amir Sultan Bin Abdul Aziz Abu Su’ud se- ASEAN di Hotel Le Meredian Jakarta pada tanggal 29 Desember 2009

Kebanggaan dan kebahagiaan dan apresiasi Dr. Hidayat Nur Wahid tersebut di teruskan dan diwujudkan dengan semangat dan kesediaan beliau memperkenalkan Metode Hanifida kepada para Ulama/ Syekh Saudi Arabia yang menjadi Dewan Hakim Musabaqah Termasuk didalamnya Imam Masjid Haram Syekh Sudais. Bahkan beliau memperkenalkan penulis Metode Hanifida Khoirotul Idawati dan Hanifudin kepada pimpinan Holly Qur’an Memorization Int’l, Syekh Dr. Abdulloh Bin Ali Basfar.

Beliau berharap metode ini kalau bisa bermanfaat bagi dunia Islam dan kemudian diadopsi ke seluruh dunia Islam.

Sekjen DEPAG RI dan Para DIRJEN Memeberi Apresiasi Kepada Metode Hanifida


Sebelum upacara penutupan musabaqoh hafalan al-Qur’an dan Hadis Nabi Muhammad SAW Amir Sulton Bin Abdul Aziz Abu Su’ud tingkat ASEAN tahun 2009 di Hotel Le Meredian Jakarta tanggal 29 Desember 2009, Hanifida berkesempatan berdialog dan presentasi dihadapan Dirjen Pendidikan Agama Islam, Dr. Muhammad Ali, Dirjen Bimas Islam Prof. Dr. H. Nasarudin Umar, MA. Direktur Badan Litbag dan Diklat DEPAG RI Prof. Dr. H. Atho Mudzat, Direktur Penerangan DEPAG RI Drs. Johari, M.Si. dan Sekjen DEPAG RI.

Beliau memberi sambutan kagum dan senang dengan temuan ini dan mereka menanyakan tentang cara belajar metode Hanifida, mereka juga sempat beberapa kali menguji hafalan santri La Raiba Hanifida , A. Ahmad Azmi Amiq, Kamila Ni’ami Permatasari, Lathifatul Firdaus, Nur Afifah, Firdaus Effendi, M. Fathur Rohim dan Shally Meilina. Beliau semua kagum dengan hasil hafalan santri lebih-lebih mereka sanggup hafal lengkap ayat, nomor, terjemah, maju, mundur & acak.

Forum dialog & presentasi hafalan tersebut ditutup dengan kesepakatan beliau – beliau untuk mengadakan pelatihan bagi guru – guru di DEPAG. Bahkan beliau meminta ada TOT untuk Tim DEPAG RI. Insyallah beliau sepakat untuk segera merealisasikan pengembangan metode Hanifida ini

Penghargaan MENTERI Agama RI dan Kerjaan Arab Saudi

Metode Hanifida mendapat penghargaan dari Menteri Agama RI, sebagai metode menghafal kontemporer al Qur’an model fie komputer. Metode Hanifida ini dinilai yang pertama di Indonesia bahkan di Dunia karena paling lengkap dalam unsur - unsur materi yang dihafalkan dan sistem yang digunakan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis otak (Brain Based Learning) Cara belajar cepat abad 21.

unsur - unsur tersebut adalah :

1. Hafal ayatnya
2. Hafal terjemahnya
3. Hafal Nomor ayat
4. Hafal Mufrodatnya
5. Hafal maju
6. Hafal mundur
7. Hafal acak
8. Kreatif Ekspresinya
9. Kuat Visualnya
10. Otak bagaikan File Komputer
11. Penghafal seperti Komputer jalan
12. Hafal halamannya
13. kedepan, goal akhir hafal kandungan dan tafsirnya.

Penghargaan diberikan pada musabaqoh hafalan al Qur’an dan hadist nabi Muhammad SAW Amir Sultan Bin Abdul Aziz Abu Su’ud tingkat ASEAN pada tahun 2009.

Pada saat upacara penutupan di Hotel Le Merian Jakarta tanggal 29 Desember 2009 penghargaan di berikan oleh Menteri Agama dihadiri & di saksikan mantan Menteri Agama Maftuh Basuni, Dr. Fuad Bawazier (mantan Menteri Keuangan) duta besar ARAB SAUDI, Imam Masjidil Haram (Syekh Sudais) para sekjen DEPAG negeri RI ketua Holly Qur’an Memorization Int'l, para dirjen DEPAG RI Dirjen Bimas, Prof, Dr Nasaruddin Umar MA. Dirjen Pendidikan Agama, Dr. Muhammad Ali ketua badan Litbang dan diklat DEPAG RI Prof. Dr. H. Atho Mudzakar. Direktur Penerangan DEPAG RI Drs johari M.SI dll.

Semoga dengan pernghargaan ini metode Hanifida lebih berkembang dan bermanfaat untuk kemasyarakatan al Qur’an Amiiin